Friday, January 21, 2011

Pelawak Gorontalo Berterima Kasih Pada Gayus  

KAMIS, 20 JANUARI 2011 | 10:37 WIB
Pa Kuni Brothers. youtube.com
TEMPO Interaktif, Gorontalo - Grup lawak lokal Pa Kuni Brother di Gorontalo yang menjadi pemeran video klip dalam lagu Bona Paputungan ”Andai Aku Gayus”, mengucapkan terima kasih kepada terdakwa mafia pajak Gayus Tambunan.

Hasdin Danial, 47 tahun, salah seorang personel ”Pa Kuni Brother” mengakui, sejak lagu ”Andai Aku Gayus” meledak dan makin banyak diputar di televisi swasta nasional hingga infotainment, mereka ikut dikenal meski hanya di tingkat Gorontalo. ”Berkat video klip ”Andai Aku Gayus” itu kami makin banyak dikenal di Gorontalo. Tidak hanya Bona Paputungan, kami pun bahkan sering dipanggil Gayus,” kata Hasdin yang juga dikenal sebagai Pa Kuni, Kamis (20/1) kepada Tempo.

Yusdin Danial, 41 tahun, personel lainnya mengungkapkan, ketika infotainment mulai memberitakan lagu Bona ”Andai Aku Gayus”, ia banyak menerima telepon dan pesan singkat dari keluarga jauh hingga rekan-rekan kerja. ”Mereka hanya memberitahu kalau kami masuk televisi di Jakarta. Padahal kan kami sudah sering masuk TV di Gorontalo,” ujar Sofyan sambil tertawa.

Berkat memerankan video klip ”Andai Aku Gayus” yang kini terus menjadi bahan perbincangan, nilai tawar mereka tampil di televisi lokal untuk mengisi acara lawak semakin tinggi. ”Kami mengucapkan terima kasih saja pada Gayus Tambunan,” kata Djabir Danial, personel lainnya sambil tertawa.

Pa Kuni Brother adalah grup lawak di Gorontalo yang dibentuk sejak tahun 2003 silam. Mereka adalah empat orang kakak beradik yang sering tampil di acara televisi lokal Gorontalo.

Empat personel itu adalah Hasdin Danial (47) yang dikenal sebagai Pa Kuni, Djabir Danial (48) sebagai Ka Ita Nyonyo, Sofyan Danial (45) sebagai Ka Haya, dan Yusdin Danial (41) sebagai Pa Ade.

Dalam video klip ”Andai Aku Gayus”, Pa Kuni dan Ka Ita Nyonyo berperan sebagai penjaga lembaga pemasyarakatan yang disogok uang Rp 50.000 oleh Bona ”Gayus” Paputungan. Sementara Ka Haya dan Pa Ade berperan sebagai narapidana yang melihat permainan ”Gayus” menyogok penjaga Lapas.

Meski berterima kasih pada Gayus, namun ketika mengetahui bahwa Gayus hanya divonis tujuh tahun penjara oleh hakim, mereka kaget dan merasa bahwa hukum memang tidak adil bagi rakyat kecil. ”Ini tidak adil. Tujuh tahun itu hanya kecil untuk kasus seperti Gayus Tambunan,” ujar mereka.

No comments:

Post a Comment